Terlalu Banyak Menonton Televisi? Hati-Hati dengan Risikonya

Terlalu Banyak Menonton Televisi Hati-Hati dengan Risikonya

Bersantai di depan televisi sambil maraton serial tv memang menjadi aktivitas menyenangkan untuk dilakukan setiap akhir pekan. Terlebih jika perangkat televisi yang digunakan—seperti TV Hisense, misalnya—sudah mumpuni dan bisa mendukung aktivitas menonton dengan efek suara dan visual yang unggul. Namun, Anda juga harus tahu batasannya. Jangan sampai risiko negatif dari terlalu banyak menonton seperti stress, kelelahan, mengurangi waktu tidur, bahkan obesitas, menimpa Anda.

Tak hanya di Indonesia, sebetulnya tren nonton maraton ini sudah marak di luar negeri. Netflix, penyedia layanan streaming online, menunjukkan data bahwa 61% pelanggan di Amerika Serikat terbiasa untuk menonton 2-6 episode sekaligus dalam sekali duduk. Sementara itu, 5 juta penonton di Inggris terbiasa untuk menyelesaikan satu musim serial TV dalam 24 jam saja! Waduh, terbayang dong berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk menonton serial televisi ini?

Untuk merespon fenomena ini, tim peneliti dari Universitas Michigan dan Leuven School for Mass Communication pun melakukan riset untuk menunjukkan bahaya dari nonton maraton. Lantas apa saja sih risiko yang bisa terjadi jika Anda terlalu banyak menonton televisi?

  • Stres. Risiko pertama yang bisa terjadi ketika Anda sudah mulai keranjingan nonton maraton adalah stres. Mengapa? Sebab Anda akan terus menerus merasa penasaran dengan episode selanjutnya dari serial yang Anda tonton. Anda mulai merasa terikat dengan karakternya, terseret dalam plot cerita, dan sangat peduli dengan konflik dalam serial. Begitu serial habis atau Anda berhenti menonton, Anda akan merasa stres dan juga merasa hampa karena kehilangan sesuatu yang Anda pedulikan.
  • Kelelahan dan kurang tidur. Mengingat waktu istirahat Anda berkurang drastis karena sebagian besar waktu Anda digunakan untuk menonton, maka rasa lelah akan dengan mudah menimpa Anda. Tak hanya itu, Anda juga mulai merasa sulit tidur. Bahayanya lagi, kondisi kurang tidur atau sleep deprivation ini juga bisa berdampak pada kondisi kesehatan mental dan juga fisik. Mulai dari menurunkan fungsi ingatan, sulit konsentrasi, memengaruhi mood, dan bisa membuat seseorang menjadi tempramental. Sementara itu, kurang tidur juga bisa memengaruhi peningkatan hormon kortisol yang menyebabkan seseorang menjadi lebih rentan pada salesma dan flu.
  • Obesitas. Kurangnya aktivitas fisik ketika menonton membuat seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya di sofa atau tempat tidur. Ditambah lagi, jika aktivitas menonton ditemani oleh semangkuk popcorn atau camilan asin lainnya. Tentu, risiko obesitas pun akan semakin tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar orang lebih memilih untuk melewatkan waktu makan agar mereka tetap bisa melanjutkan episode dari serial yang ditonton. Jumlah camilan tinggi garam yang dikonsumsi secara terus menerus pun bisa meningkatkan risiko hipertensi dan kolesterol.

Sebenarnya, menonton televisi bisa menjadi sarana pelepas stres yang ampuh, asalkan tahu batasannya. Mulai sekarang, yuk batasi diri dalam penggunaan televisi. Semoga membantu!